Puisi Menunggu Istirahat
Terjebak Istirahat
Tantangan Hari ke7
By Tung Widut
Dari jauh negri di atas gunung
Dibawah rindangnya dedaunan membisu deru
Fajar bangun tanpa ssempat menggeliat malas
Terperanjat berlari menyiapkan diri
Embun pagi yang pekat tak henyakkan malam
Suara jengkerik mengkerik menemani keringat membasah
Mengayuh asa menuju kota terpadat
Menguak keramaian tak sempat terceritakan
Jalan modern yang menyesatkan
Berputar terus bak jarum jam tas putus
Harus kemana ini
Petunjukmu membingungkan tanpa tercapai tujuan
Sebuah paga besi berjalan melebar
Truk roda besar keluar bersimpangan
Dengan pos satpam di bibirnya
Perkenalan dan pengenal tak boleh terlewat
Sejuk sayup angin gemirisik meniup
Dedaunan ala desa pohon bambu
Diikuti goyangan dan tarian meliuk
Seiringi musik alam yang dimainnkan sang bayu.
Aku duduk termangu do sebuah lobi
Lalu lalang perkeja bersepatu dengan dandanan necis
Gemeletok sepatu bermerek itu
Cuek tak menyapaku dengan ramah
Dering telepon bergantian berbunyi
Hambar tanpa menghilangkan harapanku
Bel berbunyi panjang
Sepatu-sepatu itu kemudian menghilang
Riuh di sebuah ruangan
Suara peperangan sendok garpu menyerang piring
Senyap kembali.......
jam sudah terlampaui
Senyap masih ada di sampingku
Bersama orang-orang yang menunggu
#Tantangan_Gurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya bu.barakallah
Sanjunganmu memabokan dinda